Kamis, 02 Februari 2012

Beberapa Masalah Install di Fedora dan Solusinya


Beberapa hari yang lalu saya coba menginstall Fedora (distro linux yang merupakan kelanjutan Redhat versi komunitas dan termasuk salah satu distro yang populer)  lewat flashdisk dengan cara membuat Live USBnya dari file ISO pake UNetbootin[1](ISO imagenya bisa didapat di http://fedoraproject.org/en/get-fedora-all). ISO yang saya gunakan Fedora-12-x86_64-Live-KDE.iso, kenapa Fedora 12? karena itu versi stable release yang terbaru saat ini (Maret 2010) dengan Fedora 13 yang masih versi beta, x86_64 karena laptop saya yang prosesornya Core2Duo sudah mendukung 64-bit, K desktop environment karena saya suka tampilannya KDE :D ..
Lewat installer dengan GUI yang intuitif akhirnya ia berhasil saya install ke laptop dengan cepat dan menyenangkan. Namun.. jreng3x.. setelah selesai menginstall Fedora di laptop, saya menemui beberapa problem.. wah kumaha yeuh? but it’s ok, tinggal lihat panduan dokumentasinya[2] saja kan? atau kalaupun tidak berhasil biasanya solusinya bertebaran di banyak situs[3] dan forum[4], tinggal googling sajah[5]. Kecuali beberapa masalah yang spesifik distro, biasanya untuk distro linux apapun solusi masalahnya hampir sama. Hanya saja, untuk tipe komputer berbeda ada kemungkinan masalah yang timbul berbeda pula karena perbedaan konfigurasi hardware, jadi kadang perlu tau juga hardware yang bermasalah tipenya apa, biar gampang googlingnya.
Berikut list problem setelah saya nginstall Fedora di laptop Axioo saya:
1. Resolusi Layar
Setelah diinstall, resolusi layar di laptop tidak secara otomatis diset ke mode WXGA (1280×800), di System Settings > Display hanya ada 2 pilihan resolusi yaitu 640×480 dan 800×600.. wadduh.
Saya bingung dan cari-cari di google ternyata solusinya mudah, pertama install dulu paket system-config-display dengan yum (yang merupakan installer paketnya fedora)
yum install system-config-display
# keterangan:
# perintah shell di atas semacam ini dijalankan lewat terminal konsole
# shortcutnya: Alt+F2 > konsole

# sesudah selesai diinstall langsung jalanin perintah:
system-config-display
setelah itu muncul jendela pilihan berbagai resolusi monitor, tinggal pilih deh yang sesuai ukuran layar ;)
2. Pengaturan Brightness
Waktu nyoba install versi GNOME-nya fedora gak ada masalah, tapi di versi KDE-nya kombinasi tombol Fn+F8/F9 buat ngatur brightness (tingkat kecerahan layar) gak respon, jadi kalau AC adapternya dicolok terang, kalau dicabut buram.
Berdasarkan pencarian topik ini di beberapa forum Fedora, kayaknya masalah ini memang sering juga ditemui di laptop yang install fedora versi KDE. beberapa orang menyarankan parameter boot di GRUB ditambah nomodeset vga=0×315 atauacpi=off, walaupun saya gak ngerti maksudnya tapi saya coba saja tambahkan 2 list baru buat menu bootnya dengan parameter-yang-entah-apa itu.
su -c 'nano /boot/grub/grub.conf'
Ok, apakah masalahnya selesai? ternyata tidak saudara2.. saya makin bingung dan mencoba2 beberapa cara lain meski nggak ngerti, tapi saya lupa gimana caranya tiba-tiba muncul file yang saya pikir mungkin ini yang ngaturnya, mungkin bisa kali kalau dibuat sendiri? :?
su -c 'nano /proc/acpi/video/VGA/LCD/brightness'
yang isi teks filenya:
levels: 0 14 28 42 56 70 84 100
current: 28
Meskipun kombinasi Fn+Fx di keyboard gak jalan, kita bisa ngatur tingkat kecerahan layar dengan mengklik ikon batere, disitu ada slider buat “Screen Brightness”.. wew.
3. Mount Drive Otomatis
Saat startup, harddisk tidak dimount otomatis.. saya gak tau apakah memang ini defaultnya setelah nginstall. Tapi solusinya cukup mudah, tinggal edit file /etc/fstab terus tambahin drive mana aja yang mau di mount otomatis saat start
su -c 'nano /etc/fstab'
4. Mainin MP3 dan File2 Multimedia lainnya
Sudah menjadi hal yang biasa kayaknya di rilis beberapa distro linux (termasuk fedora) tidak menyertakan dukungan format MP3 karena alasan lisensi. Wikinya Fedora menyarankan download rpm mp3 codecnya fluendo, beberapa thread di forum menyarankan install paket2 gstreamer.
yum search gstreamer
Tapi gak nemu paket khusus MP3 yang saya cari.. Nyari-nyari ternyata ada juga paket multimedia yang cukup lengkap di paket “non-free”nya[6] RPMFusion, tapi karena tidak ada di list reponya yum jadi tambahin dulu repository RPMFusion lalu import GPG-key nya biar bisa diinstall lewat yum.
su -c 'rpm -Uvh http://download1.rpmfusion.org/free/fedora/rpmfusion-free-release-stable.noarch.rpm http://download1.rpmfusion.org/nonfree/fedora/rpmfusion-nonfree-release-stable.noarch.rpm'

su -c 'rpm --import PUBKEY'
# ganti PUBKEY dengan alamat pubkeynya
Langkah-langkah lengkapnya bisa dibaca di http://rpmfusion.org/Configuration
Sedangkan untuk ngecek sudah masuk atau belum ke list repository, kita bisa menggunakan command
yum repolist
5. Flash Player di Browser
Cukup menyebalkan rasanya, dengan banyaknya situs yang menggunakan flash tetapi firefox bawaannya Fedora ini tidak bisa membukanya karena tidak terinstall plugin Flash player (dengan alasan yang sama dengan tidak terinstallnya codec MP3 secara default). Jadi kita perlu terlebih dulu mengunduh paket flash player plugin dihttp://get.adobe.com/flashplayer/ dengan beberapa pilihan metode install apakah yum, rpm, atau .tar.gz
6. Nambahin Command “sudo”
Di distro linux yang basisnya Ubuntu, command “sudo” sudah default di user yang nginstall (eh, bener gak ya?). Kelebihannya praktis karena dapat menjalankan sebaris perintah yang membutuhkan root privileges tanpa perlu login root
su
# perintah utk login ke super user (root)
Sedangkan di Fedora command “sudo –sebuahperintah” bisa menggunakan “su -c ‘sebuahperintah’”, tapi karena sudah terbiasa nyaman dengan sudo, untuk supaya kita sebagai user biasa bisa menjalankan sudo, kita perlu mengedit file /etc/sudoers dan menambahkan user
su -c 'nano /etc/sudoers'
# pada file, tambahkan sebuah baris dengan format:
# USERNAME ALL=(ALL) ALL
# ganti USERNAME dengan nama user
sekarang kita bisa menuliskan perintah yang sama dengan sebelumnya, kali ini tanpa diapit apostrof ;)
sudo nano /etc/sudoers
7. VirtualBox Gamaujalan
Software opensource dengan look ‘n feel yang sama persis seperti VMWare, jadi bisa install Windows virtual kalau-kalau butuh jalanin program spesifik windows karena kalau diemulasi Wine kurang performanya dibandingkan dijalanin di Windows langsung.. Nah, untuk berhubungan dengan OS hostnya tinggal buat shared folder hehe.. asik bener 8)
Masalahnya, ketika saya coba jalanin malah error, padahal usernya sudah saya masukin ke grup ‘vboxuser’ :? di jendela error tersebut ada keterangan yang isinya bahwa saya harus mengcompile
/etc/init.d/vboxdrv setup
rupanya saya belum install paket kernel development..
yum search kernel-devel

su -c 'yum install NAMA_PAKET'
# ganti NAMA_PAKET dengan nama paket yang ditemukan pada perintah pertama
tapi nasib tetep gagal.. kenapa ya?
Setelah melalui penelusuran tidak mendalam, ternyata eh ternyata paket kernel development linux yang terinstall harus versi yang sama dengan versi kernel yang kita gunakan, misalnya yang terjadi di saya gunakan kernel devnya 2.6.32.9-70.fc12.x86_64 padahal yang lagi dipake versinya 2.6.31.5-127.fc12.x86_64. Untuk versi kernel yang dipake bisa diliat di /boot/grub/grub.conf ada baris /boot/vmlinuz-nomerkernelnya, tinggal kita edit itu.
su -c 'nano /boot/grub/grub.conf'

# restart komputernya ke kernel versi, baru jalanin lagi:
/etc/init.d/vboxdrv setup
8. Konfigurasi YUM Pada Jaringan Ber-Proxy
Secara default, yum mengakses repository dari network lewat protokol HTTP. Masalahnya, akses internet di kampus menggunakan proxy sehingga yum tidak dapat mengakses repository diluar jaringan kampus. Untuk itu saya perlu mengedit settingan di file konfigurasi yum yang terletak di /etc/yum.conf
su -c 'nano /etc/yum.conf'
Tambahkan baris berikut pada file /etc/yum.conf:
# Proxy server dan nomer port:
proxy=http://alamatproxyservernya:nomerportnya
# Contoh: proxy=http://cache2.itb.ac.id:8080

# Akun dan password:
proxy_username=namausernya
proxy_password=passwordnya
Konfigurasi di atas menggunakan asumsi bahwa jaringan yang digunakan setiap saat adalah jaringan ber-proxy tersebut. Sedangkan jika setting proxy hanya dibutuhkan sesekali, ada cara yang lebih elegan agar tidak perlu menyimpan password, salah satunya dengan membuat fungsi pada shell untuk menset proxy seperti pada artikel ini, atau langsung saja ketikkan pada shell:
export http_proxy="http://namausernya:passwordnya@alamatproxyservernya:nomerportnya/"
# Contoh:
export http_proxy="http://faisalman:password@cache.itb.ac.id:8080/"
export no_proxy="localhost, 127.0.0.1, .itb.ac.id, 167.205.0.0/16"
Sebaliknya, jika akses internet sudah direct connection (tidak menggunakan proxy), set ulang dengan command pada console:
export http_proxy=""
Untuk memeriksa settingan proxy yang mana yang sedang digunakan kita dapat melihatnya dengan mengetikkan command pada linux console:
echo $http_proxy
9. Dan lain-lain
Banyak sih, cuman udah males nulisnya.. nanti deh diupdate lagi ;p
***
Footnote:
[1] http://unetbootin.sourceforge.net/
[2] http://fedoraproject.org/wiki
[3] banyak sekali, salah satunya http://www.linuxquestions.org
[4] salah satunya http://forums.fedoraforum.org
[5] namanya googling ya http://www.google.com, kecuali disebutkan yahooing atau binging :D
[6] Non-free disini bukan berarti softwarenya tidak gratis (alias harus bayar) tetapi lisensi softwarenya tidak bebas (alias proprietary).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar